Pada bulan Ramadhan, harga kebutuhan pokok cenderung mengalami kenaikan. Tidak jarang ini memunculkan keluhan dari para ibu rumah tangga. Bahkan, kenaikan harga semakin terasa menjelang hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Padahal, pada bulan puasa, kebutuhan akan bahan pokok meningkat. Intensitas memasak warga justru meningkat ketika puasa.
Apalagi warung-warung serta rumah makan yang akan kebanjiran pembeli ketika saatnya berbuka tiba. Pada bulan Ramadhan, beberapa harga bahan pokok di beberapa daerah sudah mengalami peningkatan. Apa penyebabnya? Berikut ini penjelasannya.
Mengapa Saat Menjelang Hari Raya Harga Kebutuhan Pokok Mengalami Kenaikan?
Berikut ini beberapa alasan kenaikan harga sembako menjelang lebaran:
- Permintaan Meningkat
Ketika Ramadhan, kita memang dianjurkan untuk melakukan puasa seharian kira-kira 13-14 jam namun bukan berarti permintaan akan kebutuhan pokok akan menyusut. Pada bulan Ramadhan, kebutuhan terhadap sembako justru semakin laris manis. Barang yang mengalami kenaikan paling drastis antara lain ayam, daging di toko daging dan beras.
Ini karena komoditas-komoditas tersebut paling laris diburu ketika menjelang hari H. Ketika hari raya Idul Fitri, masyarakat di Indonesia yang mayoritas muslim akan memasak masakan opor ayam atau daging.
Jadi, hampir semua keluarga yang merayakan Idul Fitri pasti menyantap opor. Kalau tidak ada opor rasanya kurang afdol. Kemudian, santap opor paling pas dengan lontong yang terbuat dari beras. Jadi, ketiga bahan pokok tersebut pasti paling banyak diburu oleh masyarakat pada hari lebaran. Para pedagang pun tidak mau ketinggalan momen dengan menaikkan harga sembako untuk meraup keuntungan yang berlimpah.
- Ada Kartel Bahan Pokok
Kartel merupakan gabungan beberapa produsen independent yang berusaha menguasai pasar dengan cara memainkan harga serta menekan distribusi. Jangan dikira kartel hanya ada di luar negeri saja. Di sini juga ada. Di Indonesia juga ada kartel pangan. Cara kerja mereka biasanya yaitu dengan meraup hasil panen para petani dalam jumlah besar kemudian hasilnya ditimbun dan disimpan sampai persediaan di pasar menipis.
Setelah itu, mereka menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Kerja sama yang jahat dan tercel aini tidak hanya terjadi pada bulan Ramadan namun juga bisa terjadi pada bulan-bulan lainnya. Keberadaan mafia inilah yang kemudian mendorong pemerintah dan kepolisian untuk membentuk Satgas Pangan. Satgas ini berusaha menjaga pangan sambil menangkap para pelaku kartel.
- Rantai Distribusi yang Panjang
Proses memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya disebut dengan distribusi. Pada saat bulan Ramadhan, permintaan terhadap bahan-bahan pokok akan meningkat. Pasokan juga biasanya akan menipis. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan di beberapa daerha, antar daerah akan bekerja sama untuk memenuhi satu dengan yang lainnya.
Distribusi ini tidak jarang turut melibatkan daerah-daerah yang berbeda pulau. Misalnya untuk mendapatkan pasokan bawang merah dan putih, kota-kota di Sumatera juga harus menunggu pasokan dari Brebes. Begitu juga dengan supplier daging sapi.
Rantai distribusi yang panjang ini yang menyebabkan harga sembako meningkat. Karena distribusi seperti contoh di atas bukan hal yang mudah. Ongkosnya juga mahal. Perjalanan keluar pulau itu sangat panjang. Jika perjalanan tersebut ditempuh dengan truk maka membutuhkan banyak waktu dan biaya. Jadi untuk menutupi beban distribusi tersebut, pedagangan biasanya akan meningkatkan harga.
Tabel Harga Kebutuhan Pokok Nasional
- Faktor Iklim
Kondisi iklim yang tidak menentu seperti saat ini kadang membuat para petani merasa kewalahan. Waktu panen mereka menjadi tidak jelas karena cuaca yang berubah. Kadang-kadang, cuaca berupa hujan berkepanjangan atau kadang-kadang kemarau yang berkepanjangan atau bahkan tiba-tiba kemarau pada musim hujan. Kondisi itu jelas mengganggu komoditas pertanian.
Akibatnya adalah terjadi kelangkaan bahan pokok. Kelangaan tentu bisa menyebabkan harga sembako akan naik dengan drastic. Padahal Ramadhan adalah momen dimana permintaan akan bahan pokok meningkat.
- Lebih Banyak Uang Beredar
Tentu sudah umum diketahui banyak orang bekerja keras di bulan Ramadhan untuk memenuhi kebutuhan pada masa lebaran. Jika hal ini masih dianut orang sampai sekarang maka setiap tahun akan terus terjadi peningkatan harga menjelang lebaran. Hukum ekonomi mengatakan bahwa semakin banyak jumlah uang beredar maka semakin tinggi harga-harga di pasaran.
Sebagian orang membongkar tabungannya selama setahun mendekati momen hari raya. Mereka membeli apa saja yang sudah direncanakan selama satu tahun ini. hasilnya, lebih banyak uang yang beredar di pasaran karena kegiatan jual beli sengaja dipusatkan menjelang lebaran. Ini tentu menjadi peluang untuk meningkatkan harga-harga bagi para penjual.
- Kondisi Psikologis Masyarakat
Ini juga menjadi salah satu factor yang paling mendukung terjadinya kenaikan harga. Masyarakat tanpa sadar terlanjur mengamini bahwa kenaikan harga ketika bulan puasa dan lebaran adalah suatu kewajaran. Mereka merasa bahwa bulan Ramadhan adalah bulan istimewa. Momen lebaran hanya terjadi setahun sekali. Jadi wajar saja kalau semuanya serba tidak biasa, termasuk harga-harga barang.
Jika pembelinya saja sudah setuju tanpa diminta, maka pedagang tinggal melancarkan aksinya. Kebiasaan masyarakat dalam menerima kenaikan harga dari tahun ke tahun menjadikan fenomena ini dapat terus terjadi. Ditambah lagi dengan adanya THR dan semakin banyak pilihan barang yang dapat dibeli.
FAQ
Kenaikan harga barang atau jasa biasanya terjadi karena adanya peningkatan permintaan dari jenis barang atau jasa secara menyeluruh (agregat demand). Kondisi inflasi ini terjadi karena permintaan akan barang/jasa lebih tinggi dari yang dapat dipenuhi oleh produsen.
Keempat factor tersebut meliputi situasi harga di luar negeri dan kurs dollar, kondisi iklim, distriobusi dan factor spekulasi.